NGAWIJawa Pos Radar Madiun – Empat pasien Tuberkulosis Resistan Obat (TB RO) di Ngawi telah berhasil sembuh setelah menjalani pengobatan yang panjang dan menantang.

Kesembuhan ini adalah hasil dari perjuangan mereka yang luar biasa, didukung oleh tim medis dan Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa) Ngawi.

“Kami sangat berterima kasih kepada dokter, perawat, dan tim Yabhysa yang dengan sepenuh hati mendampingi kami hingga sembuh,” ujar Inggam, salah satu pasien yang sembuh dari TB RO.

Inggam mengungkapkan bahwa dukungan yang diberikan membuat para pasien TB RO tetap semangat selama menjalani pengobatan.

Bantuan biaya dari Yabhysa Ngawi untuk peningkatan nutrisi sangat membantu mereka.Bantuan ini benar-benar sangat membantu kami,” tambahnya.

Ketua Yabhysa Ngawi Muhammad Via Pratama menjelaskan bahwa bantuan nutrisi diberikan kepada pasien TB RO selama masa pengobatan hingga sembuh.

Bantuan ini sebesar Rp 600 ribu setiap bulan, dan juga mencakup biaya transportasi bagi pasien yang tinggal jauh.

“Ini adalah komitmen dan kontribusi kami untuk membantu penanggulangan TB,” terangnya.

Bantuan tersebut merupakan bagian dari program nasional Enabler, yang berlaku di seluruh kabupaten/kota dengan komunitas penanganan TB.

Program ini bertujuan untuk mendukung pendampingan pasien TB RO, dan bantuan diberikan secara rutin setiap bulan.

Ririn Noviyanti, Pengelola Program TB Dinas Kesehatan Ngawi, menekankan pentingnya kolaborasi dalam penanganan TB, khususnya bagi pasien TB RO.

“Penanganan TB RO lebih sulit karena obat yang lebih kompleks dan efek samping yang lebih berat,” jelasnya.

Ririn juga mengimbau semua pasien TB untuk disiplin minum obat, karena TB dapat disembuhkan dengan pengobatan yang telaten.

Dr Yusniar Ramadhiana, spesialis paru di Poli Paru RSUD Dokter Soeroto Ngawi, menyatakan bahwa TB RO dapat terjadi karena beberapa faktor.Terutama karena ada riwayat pengobatan TB sebelumnya.

Faktor penyebab utama adalah tidak rutin minum obat, kuman tumbuh kembali, atau terjangkit kuman baru.”Namun, semua pasien TB RO di sini (Poli Paru RSUD Ngawi) disebabkan oleh kuman baru,” jelasnya.

Menurut Yusniar, para pasien TB RO kemungkinan tertular dari tempat lain, terutama dari daerah seperti Surabaya dan Jakarta.

“Pasien yang tidak sering keluar kota biasanya masih bisa diobati dengan obat di puskesmas,” pungkasnya. (rio/naz/*)